This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 09 April 2017

Menurut saya mata kuliah ini sangat menyenangkan karena saya cukup mudah mengerti memahami Psikologi Pendidikan. Mata kuliah ini memberikan informasi bagaimana psikologi diterapkan dalam dunia pendidikan. Saya juga termotivasi melalui mata kuliah ini saya yang nantinya sebagai seorang sarjana psikologi dapat menggunakan metode-metode belajar dalm pendidikan psikologi untuk dunia pendidikan di Indonesia. Saya juga belajar memahami karakter murid-murid di sekolah dan guru-guru yang mengajar murid-murid tersebut.Terbukti Psikologi pendidikan sangat membantu saya saat melakukan observasi tentang "Manajemen Kelas"yang mana observasi ini diberikan oleh mata kuliah ini juga.saya juga menemukan bahwa dosen yang memberikan mata kuliah ini menerapkan materi langsung dengan cara mengajat dikelas. Dimana kami akan diberikan reward untuk aktif di dalam kelas. Ini terlihat sangat efektif untuk mengajak kami belajar ,sehinggan saat dosen tidak memberikan reward lagi saya dan teman-teman dikelas terbiasa berdiskusi dan aktif dikelas.saya berharap mata kuliah ini juga dapat diinformasikan kepada guru-guru dan murid sekolah karena dapat membantu baik itu proses belajar maupun prosen mengajar. Saya rasa sekian testimoni saya. Assalamualaikum terimakasih.

Sabtu, 08 April 2017

Observasi Pendidikan di TK GETSEMANE
Topik : Manajemen Kelas
Judul : Proses interaksi antara guru dan murid didalam kelas di TK GETSEMANE
Tujuan Observasi : 1. Memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan
2. Mengetahui bagaimana proses manajemen kelas.
3. Melihat interaksi antara guru dan murid
4. Untuk mengetahui praktik pendidikan prasekolah di Indonesia.
Disusun oleh :  Peby Octora (16-085)
Reflita Dewi Daulay (16-110)
Risma Dwiyanti (16-113)
Adi Ignatius (16-119)
Wahyu Kurnia (16-124)
Tribelawaty (16-140)






BAB 1 : PERENCANAAN
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan. Pastinya, proses pendidikan akan dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia di setiap waktu. Masa usia dini (2-5 tahun) adalah salah satu fase pendidikan yang dijalani oleh manusia. Masa ini merupakan masa pendidikan yang lebih terfokus pada psikomotor anak serta penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik. Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, memberikan kontribusi penting pada proses pendidikan anak usia dini. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian. Dalam postingan ini akan dipaparkan bagaimana proses pendidikan pada anak usia dini melalui hasil observasi yang telah kami lakukan di TK Getsemane. Kami melakukan penelitian psikologi pendidikan dengan melihat proses pendidikan melalui topik "Manajemen Kelas".

LANDASAN TEORI
Sejarah dan Tokoh
Piaget mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

Anak Prasekolah
Pengertian anak prasekolah menurut Biechler dan Snowman (1993) adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Pada masa ini, anak biasanya mengikuti program pendidikan pra sekolah seperti PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini ) ataupun TK (Taman Kanak-Kanak). Teori-teori tentang perkembangan anak prasekolah dapat dibagi menjadi :
Perkembangan Kognitif (Piaget)
Tahap Pra-Operasional (usia antara 2-7 tahun) : Belum memiliki kemampuan untuk mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan masih bersifat egosentris.
Perkembangan Psikososial anak (Erikson)
Tahap Inisiatif (usia antara 4-6 tahun) atau Prasekolah : Anak mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktifitasnya. Sedang pada saat usia 3-5 tahun, Erikson berpendapat bahwa anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan rasa ingin tahu dan daya imaginasinya sangat besar.

Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah merupakan dasar bagi perkembangan dan pembentukan sikap, pengetahuan, keterampilan, daya cipta, dan penyesuaian dengan lingkungan social anak.
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik dilingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Pendidikan pra sekolah antara lain meliputi pendidikan Taman Kanak-kanak, terdapat pada jalur sekolah, kelompok bermain, dan penitipan anak di luar jalur sekolah. Taman kanak-kanak diperuntukkan untuk usia 5 dan 6 tahun, sementara kelompok bermain atau penitipan anak diperuntukkan anak paling sedikit berusia tiga tahun pendidikan.
Karakteristik Anak Pra Sekolah :
Perkembangan jasmani
Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola, seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, mampu melangkahkan kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pada umumnya, gigi mencapai 20 buah.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan tahap ini meliputi kemampuan merancang, mengingat, dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi. Perkembangan kognitif anak prasekolah termasuk kedalam pertengahan tahapan Piaget yaitu tahapan praoperasional. Setelah masuk tahap praoperasional anak-anak mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya.
Perkembangan Sosio-Emosional
Perkembangan social biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam masyarakat. Perkembangan social diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.

Praktik pendidikan Prasekolah di Indonesia
Praktik pendidikan prasekolah di Indonesia dewasa ini sudah mulai dianggap penting oleh masyarakat. Kebanyakan orangtua saat ini, khususnya orangtua yang berkarir, memasukkan anak mereka untuk mengikuti proses pembelajaran di PAUD maupun TK sembarang mengisi kegiatan si anak. Proses pendidikan sendiri mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu secara khusus dan perkembangan bahasa serta kemampuan kognitif secara umum. Pendidikan hendaknya diberikan sejak dini agar upaya dan keterampilan dapat berkembang secara optimal. Pada saat ini praktik pendidikan prasekolah telah banyak didirikan oleh berbagai lembaga di Indonesia dengan menggunakan standar nasional maupun Internasional. Disamping itu, banyak juga lembaga pendidikan prasekolah di Indonesia yang mengadopsi kurikulum Negara luar, kurikulum tersebut mengacu pada model pembelajaran seperti pembelajaran aktif, pembelajaran proyek, pembelajaran berbasis masyarakat dan keterampilan hidup.

ALAT DAN BAHAN
Kamera
Pulpen
Notes
Permen

ANALISIS DATA
Data yang kami peroleh melalui kegiatan observasi langsung di TK GETSEMANE. Data tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana proses “Manajemen Kelas” di TK GETSEMANE.
1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan Guru di TK GETSEMANE
Tempat : TK GETSEMANE  Jl. Jamin Ginting KM.9, Sumatera Utara

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No.URAIANMARETAPRILDiskusi Pemilihan JudulPembuatan Surat IzinPemberian Surat Izin ke SekolahObservasiDiskusi Kelompok dan Pembahasan untuk Posting BlogPembuatan Resume Hasil Observasi dan Pengolahan DataPosting Blog
BAB 2 : PELAKSANAAN
2. 1 SISTEMATIS PELAKSANAAN OBSERVASI    
10 Maret 2017 :  Diskusi Pemilihan Judul
20 Maret 2017 :  Pembuatan Surat Izin
24 Maret 2017 :  Pemberian Surat Izin ke Sekolah
25 Maret 2017 :  Observasi
31 Maret 2017 :  Diskusi Kelompok dan Pembahasan untuk Posting Blog
4 April 2017 :  Pembuatan Resume Hasil Observasi dan Pengolahan Data
9 April 2017 :  Posting Blog



BAB 3 : LAPORAN DAN EVALUASI DATA
3.1 LAPORAN
1. Jadwal kegiatan (Sabtu,25 Maret 2017)
08.30-09.00 : Ibadah
09.00-09.30 : Duduk di teras kelas dan menyanyi bersama
09.30-10.00 : Merayakan Ulang Tahun teman satu kelas (dikarenakan pada saat kami mendatangi sekolah tersebut, salah seorang dari murid sedang merayakan ulang tahun sehingga proses pembelajaran mereka ditiadakan)    
10.00-10.45 : Berdoa dan Makan bersama    
10.45-11.00 : Foto bersama
11.00 : Pulang
11.00-12.00 : melakukan wawancara bersama kepala sekolah (dikarenakan proses pembelajaran ditiadakan, maka kami memutuskan untuk melakukan wawancara )
2. Sistematika Observasi
Kelompok tiba di TK GETSEMANE pada pukul 08.30 WIB. Saat itu mereka sedang melakukan ibadah.
Pukul 09.00-09.30 WIB, anak-anak duduk diteras dan diarahkan oleh guru-guru yang membimbing mereka. Kemudian kelompok dipersilahkan untuk melakukan perkenalan.



Pukul 09.30-10.00 WIB, merayakan ulang tahun salah seorang murid dan menyanyi bersama.


Pukul 10.45-11.00 WIB, melakukan sesi foto bersama guru dan murid.


Pukul 11.00-12.00 WIB, kelompok melakukan sesi wawancara bersama kepala sekolah Ibu Rolina.

Keadaan sekolah :
Terdiri dari 4 kelas.
Siswa dalam satu sekolah sebanyak 50 Siswa
Terdapat 7 pengajar
TK A berusia 5 tahun kebawah
TK B berusia 5 tahun keatas
Ruangan kelas kurang Playfull
Halaman sekolah banyak permainan
Tim pengajar sangat aktif dan rasa antusiasnya tinggi

Proses Pembelajaran (hasil diperoleh melalui wawancara) :
Proses pembelajaran dimulai dengan membaca, menghapal, berbahasa inggris, mengenal angka. Namun, pembelajaran tersebut tidak terlalu dipaksakan dan hanya sekedarnya saja. Jika murid-murid sudah mampu maka tim pengajar akan mendiskusikan murid yang bersangkutan untuk langsung dimasukkan ke SD. Proses pembelajaran untuk hari sabtu cenderung kepada pembelajaran agama dan ibadah. Pada hari-hari tertentu guru akan memberikan PR sebagai bahan latihan dirumah. PR tersebut harus dikerjakan sendiri oleh siswa dengan menggunakan kode-kode yang berbeda untuk setiap siswa, jika kodenya tidak sesuai maka guru akan mengetahui bahwa PR tidak dikerjakan oleh diri sendiri. Pada Tk A tidak ada pemaksaan dalam pembelajaran, namun untuk TK B memiliki kemampuan dasar untuk masuk SD sudah lebih dituntut. Terdapat beberapa anak dengan keterbelakangan mental, tetapi mereka berhasil belajar secara normal. Sebelum proses pembelajaran dimulai, antara guru dan orangtua akan membuat kesepakatan.
Metode Pembelajaran (hasil diperoleh melalui wawancara) :
Metode belajar sudah direncanakan terlebih dahulu oleh tim pengajar.
Materi semester 1 cenderung menggunakan lagu-lagu
Materi semester 2 sudah langsung diajarkan kepada murid.
Dikte (namun beberapa murid belum lancar dan belum cepat tanggap jika guru mendikte )
Dilakukan secara step-by-step
Memperbanyak cerita-cerita , interaksi terhadap murid, dan motivasi.
Guru menggunakan system Reward berupa benda kepada murid yang aktif
Menggunakan tema-tema dalam pembelajaran
Pada hari tertentu pembelajaran dilakukan Outdoor
Terdapat Punishment jika melakukan kesalahan
Untuk hari Sabtu, pembelajaran lebih kepada menggambar, origami, dan plastisin.

Perkembangan dan ciri-ciri pada anak di TK GETSEMANE :
Ciri Fisik : aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan bersama, anak perempuan cenderung lebih berani berbicara di depan umum dibandingkan dengan anak laki-laki, ada yang sudah bisa berhitung dan membaca.
Ciri Sosial : anak-anak awalnya pendiam dan susah bersosialisasi, namun melalui pendekatan maka akan muncul sifat aslinya yaitu mudah berteman.
Ciri Emosional : termotivasi untuk tampil didepan dan menjadi pemberani ketika melihat temannya diberi Reward berupa sebuah permen
Ciri Kognitif : beberapa anak kuat dalam hal mengingat, anak usia 4 tahun lebih berani tampil didepan daripada anak-anak yang berusia 3 tahun.

Evaluasi
Kelompok berharap observasi ini dapat menjadi pembelajaran dan merupakan hal yang berguna untuk kedepannya. Menambah pemahaman dan wawasan terhadap pendidikan prasekolah. Praktik-praktik pendidikan prasekolah di Indonesia dapat berkembang lebih pesat lagi seiring perkembangan zaman. Selain itu, proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar tentang kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata. Dan semoga praktik-praktik pendidikan prasekolah saat ini dapat mengindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada guru dan menempatkan anak secara pasif.

Testimoni kelompok :
Reflita : observasi ini merupakan hal pertama yang saya lakukan selama saya menempuh pendidikan, ternyata hal ini menyenangkan.
Peby : observasi ini sangat menyenangkan dan teman-teman kelompok 9 bisa merealisasikan teori yang telah dipelajari dalam observasi terhadap pendidikan anak-anak TK.
Adi : senang bisa melakukan observasi ini, sehingga kita bisa langsung mengetahui bagaimana manajemen kelas pada pendidikan prasekolah.
Risma : gurunya yang humble membangun karakter percaya diri bagi anak-anak muridnya, jadi kami yang melakukan observasi merasa diterima dengan baik.
Wahyu Kurnia : tugas observasi ini merupakan suatu pebelajaran untuk menerapkan materi dan metode yang telah saya dapatkan sebelumnya.
Tribelawaty : baik guru dan siswa TK GETSEMANE memberikan respon yang baik terhadap observasi yang dilakukan.
Ucapan terima kasih :
Terima kasih kepada Ibu Roulina selaku kepala sekolah, tim pengajar, dan siswa-siswi TK GETSEMANE atas kesempatannya perihal observasi ini. Terima kasih kepada teman-teman kelompok atas kerjasamanya dan terima kasih Ibu Dosen pada mata kuliah Psikologi pendidikan, serta kepada semua yang telah membantu terlaksanakannya observasi ini.
Daftar Pustaka :
http://plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/Modul%20PAUD.pdf
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Universitas of Texas  at Dallas. Kencana : Prenada Media Group.




Jumat, 07 April 2017

Review materi Psikologi Pendidikan "belajar"



REVIEW MATERI BELAJAR
LEARNING
Learning atau belajar adalah“Perubahan perilaku yang relatif permanen yang dibentuk melalui pengalaman.”tetapi,tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar.perubahan perilaku karena obat, kelelahan,maturasi dan luka BUKAN merupakan proses belajar.dalam proses belajar ada 2 metode yaitu : Pengondisian klasik dan Pengondisian Operan.
Kondisioning Klasikal : Belajar Asosiasi
      Tokoh : Ivan Pavlov
      Elemen kunci : asosiasi 2 stimulus
      2 hal penting berkaitan dengan pembentukan asosiasi : Frekuensi dan Timing
      Definisi :“Suatu bentuk belajar dimana stimulus netral (CS) dipasangkan dengan UCS untuk menghasilkan CR yang identik dengan UCR.”
  1. Unconditioned stimulus (UCS) adalahstimulus alamiah yang mendatang respon tanpa pengkondisian/belajar
  1. Unconditioned response(UCR) adalah respon alamiah terhadap stimulus alamiah
  1. Conditioned stimulus(CS) adalah stimulus yang dapat mendatangkan respon setelah dipasangkan dengan UCS
  1. Conditioned response(CR) adalah  respon yang identik dengan ACR yang dihasilkan dari CS
Kondisioning Operan : Belajar Konsekuensi
      Definisi :“belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada perubahan probabilitas terjadinya perilaku.”
3 macam konsekuensi yang mempengaruhi perilaku :1. penguatan positif
                                                                                                      2.penguatan negative
      3. hukuman
Penguatan Positif adalah konsekuensi yang mengarahkan pada peningkatan probabilitas terjadinya perilaku.
2 hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan positif :
      1. timing
      2. konsistensi pemberian penguat
Jadwal Penguatan Positif :
1.      Fix ratio
2.      Variable ratio
3.      Fixed Interval
4.      Variable Interval
Shaping adalah “strategi pemberian penguatan positif pada perilaku-perilaku yang mendekati perilaku yang diinginkan.” Strategi ini dilakukan ketika respon yang diharapkan tidak kunjung muncul maka karena itu  perlu untuk melakukan shaping.
Penguatan Negatif adalah“ penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku.”
  1. Escape conditioning
  2. Avoidance conditioning
Pengondisian Klasik
Pengondisian Operan
Asosiasi antara 2 stimulus
Asosiasi antara respon dan konsekuensi
Melibatkan perilaku refleks dan involuntary yang dikontrol oleh tulang belakang atau sistem syaraf otonom.
Perilaku voluntary yang lebih kompleks yang dimediasi oleh sistem syaraf somatic.
UCS dipasangkan dengan CS. Individu tidak perlu melakukan apapun untuk penyajian UCS dan CS.

Konsekuensi penguatan hanya terjadi jika respon yang dikondisikan telah muncul.


Hukuman adalah“konsekuensi negatif dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku.”
Dangers of Punishment :
·         Reinforcing to the punisher
·         Has a generalized inhibiting effect
·         Learning to dislike and reacting aggressively (physical punishment)
·         Criticism trap
·         Doesn’t teach the individual how to react more appropriately.
Petunjuk Penggunaan Hukuman :
  1. Jangan menggunakan hukuman fisik
  2. Jangan hanya menghukum tapi berikan juga penguat positif pada perilaku yang benar untuk menggantikan perilaku yang ingin dieliminir melalui hukuman
  3. Jangan menghukum “orangnya” tapi “perilakunya”. Hentikan hukuman bila perilaku telah berhenti.
  4. Jangan campuradukkan hukuman dan hadiah untuk perilaku yang sama
  5. Sekali telah memutuskan untuk memulai hukuman, jangan pernah mundur lagi.
Stimulus Discrimination & Generalization
Stimulus Discrimination  adalah “kecenderungan untuk merespon lebih sering terhadap satu stimulus daripada stimulus lainnya.”
Stimulus Generalization adalah “kecenderungan bagi stimulus yang mirip untuk menghasilkan respon yang sama.”
PENDEKATAN KOGNITIF :
·         Menurut Kognitif, yang dipelajari adalah pengetahuan; perubahan pada pengetahuan mengubah perilaku.
·         Belajar  menurut pendekatan kognitif adalah “Proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan pengetahuan.”
·         Outcome dalam yang dicapai dalam pendekatan kognitif adalah : pengetahuan dan mengetahui.
·         Element paling penting dalam proses belajar  menurut pendekatan kognitif adalah:“pengetahuan”





REVIEW TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN



“PSIKOLOGI DAN TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN”
I.Masa kanak-kanak awal/Masa Prasekolah(2-6 tahun)
Ciri-ciri pada masa ini yaitu :
1.masa negativis (Trotzalter)
2.masa bermain terdiri dari ;unoccupied behavior,onlooker behavior,paralel play,appreciate play,cooperative play.
3.Eksplorasi : pada tahap ini anak mulai mengeksplorasi apa yang ada disekitarnya.
4.masa meniru contohnya seperti saat anak-anak melihat perilaku orangtuanya maupun orang yang ada disekitarnya.
II.Masa Kanak-kanak akhir,ciri-cirinya yaitu:
·         Sejak usia 6 tahun sampai matang secara seksual(setara dengan usia setingkat SD)
·         1-2 tahun terakhir adalah masa pubertas
·         Pengaruh teman sebaya (peer group) mulai dominan,anak akan lebih dekat dengan teman sebaya karena mereka berada pada level kedewasaan yang sama.disini anak akan lebih banyak berbagi infromasi pribadinya kepada temannya daripada orangtua hal ini akan memuaskan kebutuhan akan rasa kebersamaan,kepastian,dan kedekatan.
·         Tahap kognitif : operasional-konkrit
-Mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian
-Menguasai konversi Jumlah dan berat
-Mampu mengklasifikasikan Objek
·         Tahap Perkembangan kognitif(piaget) : Praoperasional,dengan ciri:
-Belajar menggunakan bahasa
-Cara berpikir bersifat egosentris
·         Tingkat Perkembangan moral (Kohlberg):Seperti piaget,kohlberg menandaskan bdalam teori perkembangan moralnya kohlberg menyatakan bentuk; Penalaran Prakonvensional,Penalaran konvensional,dan penalaran post-konvensional.ketiga tingkat ini adalah level terbawah dalam perkembangan moral.
Pada PenalaranPrakonvensional,anak tidak menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral.Penalaran moral dikontrol oleh hukuman dan ganjaran eksternal.
-Tahap 1 : Orientasi Hukuman
-Tahap 2 : Orientasi Ganjaran
Berbeda dengan Penalaran konvensional,pada level ini internalisasi masih setengah-setengah(intermediate).anak patuh secara internal pada standar tertentu,tetapi standar itu biasanya ditetapkan oleh orang lain,seperti orangtua dan aturan sosial.selanjutnya pada level tertinggi yaitu level penalaran post-konvensional pada level ini moralitas telah sepenuhnya diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar eksternal.misalnya murid-murid akan mengetahui aturan-aturan moral alternatif,mengeksplorasi opsi,dan kemudian memutuskan sendiri kode moral apa yang terbaik bagi dirinya.
·         Tingkat Perkembangan moral : Konvensional
-Tahap 3 : orientasi “good boy/girl”
-Tahap 4 : orientasi otoritas
·         Menurut Erikson : Tahap Industry vs Inferiority
·         Perkembangan kognitif : operasional formal dengan ciri;
-Mampu berpikir logis mengenai sesuatu yang abstrak
-Menaruh Perhatian tentang masa depan,konsep ideologis,dan membuat hipotesis
·         Pola pikir cenderung egosentris
·         Perkembangan identitas diri :mereka biasanya cenderung mencoba dan meniru “idolanya”
·         Perkembangan moral:Kebanyakan tingkat konvensional namun sebagian sudah tingkat konvensional
III.Masa Remaja (Adolescence)
·         Masa ini dimulai sejak usia 11/12 tahun-18/24 tahun
·         Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang akan membentuk badan
·         Perkembangan seksual mulai terlihat dikarenakan hormon meningkat pada masa pubertas
·         Pola pikir remaja atau dewasa pada tahap ini cenderung egosentris
·         Perkembangan Identitas diri (Identity VS Role) mungkin dapat dikatakan saat remaja ingin diakui
·         Perkembangan moral pada tahap ini sudah termasuk konvensional
Tahap 5 : orientasi atas sosial
Tahap 6 : orientasi asas etis
·         Masa pengambilan keputusan ,masa ini terjadi pada usia 11-16 tahun.
·         Mampu berpikir abstrak
·         Timbul ketertarikan terhadap lawan jenis
·         Tampak lebih banyak memerhatikan keadaan tubuhnya.
·         Menjalankan peranan-peranan sosial mereka dengan baik,pada tahap ini mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dengan tujuan bersama dan mengendalikan perasaan-perasaan pribadi juga belajar memimpin orang lain tanpa dominasi
·         Menerima relaitas
·         Peningkatan Kemampuan Kreatif serta ciri afektif dan kognitif
·         Menghadapi permasalahan yang nyata
·         Mencari aktualisasi diri
·         Mampu berempati,berfilosofi,dan berpikir kritis